Irritable Bowel Syndrome Therapies(IBS)
atau terapi Sindrom Iritasi usus dapat dilakukan dengan mengunakan Serat terlarut (Soluble Fiber), antispasmodics dan minyak peppermint. Ketiga bahan ini terbukti sangat efektif untuk mengobati sindrom iritasi usus (IBS) dan merupakan salah satu langkah dalam pertolongan pertama terhadap serangan IBS.
Penyakit Irritable Bowel Syndrome (IBS)
ditandai dengan sakit perut dan kebiasaan buang air besar tidak teratur. Karena penyebab pastinya belum diketahui IBS sulit untuk mengobati. Berbagai jenis terapi telah digunakan untuk mengobati sindrom iritasi usus ini mengkonsumsi suplemen serat, probiotik, antidepresan, hipnoterapi dan obat pencahar.
Terapi sindrom iritasi perut menggunakan Serat terlarut, antispasmodics dan minyak peppermint masih tergolong baru dan dalam tarap penelitian. Namun begitu efektivitasnnya sudah terbukti. Dalam upaya mencari solusi yang tepat untuk terapi IBS (irritable bowel syndrome), Dr Alex Ford dan rekan melakukan review sistematis dan meta-analisis dari uji acak membandingkan serat, antispasmodics dan minyak peppermint dengan plasebo atau tanpa pengobatan di lebih dari 2500 pasien dewasa yang menderita IBS.
Hasilnya, Serat, antispasmodics dan minyak peppermint semua terbukti sebagai salah satu alternative terapi yang efektif untuk mengobati IBS. Hal ini dilihat bahwa dari jumlah yang diperlukan untuk mengobati dan mencegah IBS pada satu pasien adalah 11 untuk serat, 5 untuk antispasmodics, dan 2,5 untuk minyak peppermint. Dan dari ketiga bentuk terapi tersebut sama sekali tidak ditemukan efek samping serius.
Hiosin adalah yang paling berhasil untuk mencegah gejala-gejala IBS. Para penulis berpendapat bahwa hiosin, yang diekstrak dari pohon kayu gabus, dapat digunakan sebagai terapi lini pertama antispasmodik dalam perawatan primer. Minyak peppermint tampaknya merupakan perawatan yang paling efektif dari tiga, didasarkan pada empat percobaan yang melibatkan 392 pasien.
Hasil penelitian ini harus "membangkitkan kembali minat dalam farmakoterapi sindrom iritasi usus besar dan merangsang penelitian lebih lanjut", kata Profesor Roger Jones dari King College London.
Namun, ia memperingatkan bahwa bukti baru tidak harus mengurangi kebutuhan untuk membuat diagnosis melalui pendekatan holistik dan terpadu untuk terapi sindrom iritasi usus (Irritable Bowel Syndrome IBS) yang mana tetap mempertimbangkan faktor fisik, psikologis, dan sosial dari setiap unsur yang terlibat dalam penelitian ini.