Aspartam: pemanis buatan yang aman? Aspartam adalah pemanis buatan golongan non Xenobiotik, yaitu zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat diuraikan oleh tubuh karena mengandung komponen protein. Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida asam amino yaitu asam amino aspartat dan asam amino essensial fenilalanina. Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweetdan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen.
Namun masyarakat selalu dibayangi kekhawatiran menggunakan produk mengandung aspartam karena informasi yang diterima setengah-setengah. Ditambah lagi kesalahpahaman tentang kandungan fenilalanin pada aspartam yang dapat memicu fenilketonuria. Ada juga yang mengatakan bahwa Aspartam dapat menyebabkan kanker dan tumor otak. Namun pada kenyataanya, semua kekhawaytiran itu tidak terbukti.
Suatu studi yang pernah dilakukan di Universitas Washington tidak menemukan bukti bahwa aspartam dapat menyebabkan kanker dan tumor otak. Hal ini juga telah di konfirmasi oleh American cancer society bahwa secara fisiologis tidak mungkin bagi aspartam untuk bersifat karena aspartam tidak dapat memasuki aliran darah. Karena aspartam merupakan metil ester dari suatu dipeptida yang mengandung, asam aspartat dan fenilalanin yang mudah dicerna menjadi sejumlah kecil asam amino dan metanol. Asam amino dicerna dan dikeluarkan melalui sistem ekresi tubuh. Sedangkan metanol dapat diuraikan menjadi air dan karbon dioksida.
Aspartam adalah salah satu pemanis buatan yang dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh gula, seperti diabetes dan obesitas. Keunggulan aspartam yaitu mempunyai energi yang sangat rendah, mempunyai cita rasa manis mirip gula, tanpa rasa pahit, tidak merusak gigi, menguatkan cita rasa buah-buahan pada makanan dan minuman, dapat digunakan sebagai pemanis pada makanan atau minuman pada penderita diabetes.
Penggunaan aspartame pada produk pangan telah disetujui oleh Regulatory Authorities di lebih dari 100 negara di dunia termasuk Indonesia (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), FDA, The Center For Disease Control, The European Commision’s scientific Committee on Foods dan ahli-ahli dari United Nation of Food and Agriculture Organization dan WHO.